Meningkatkan Kegemaran
Membaca Anak Usia Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Ikhsan Kamil
(1815163560)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester
Gasal
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2016
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Membaca adalah
suatu cara untuk mendapatkan dari sesuatu yan, membaca merupakan kegiatan yang
sangat bermanfaat bagi semua orang jika dilakukan setiap hari dimana saja dan
kapan saja saat kita mau. Membaca sangat penting sebagai tolak ukur
pembangunan sumber daya manusia yang baik. Banyak hal yang dapat
diperoleh dalam kehidupan, jika seseorang rajin membaca, salah satunya supaya
kita tidak bodoh. Negara yang mayoritas penduduknya kurang minat membaca,
akan sulit untuk maju dan bersaing. Bagaimana dengan Bangsa Indonesia? Bangsa
Indonesia merupakan negara berkembang yang masih jauh tertinggal dengan negara
maju jika dilihat dari minat membaca dan tulis di kalangan siswa maupun
masyarakat yang masih rendah. Ada hubungan antara membaca dan penguasaan ilmu
pengetahuan,Bahwa semakin banyak masyarakat membaca semakin maju Negara
tersebut.
Namun
pada kenyataannya, minat membaca siswa maupun masyarakatsekarang ini
sangatlah rendah. Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat membaca,
salah satunya adalah karena semakin berkembangnya teknologi. Untuk itu, perlu
dilakukan berbagai cara dalam menanggulangi masalah ini. Hal ini dapat
dilakukan melalui lingkungan sekolah maupun oleh pelajar itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca
Membaca
pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan
proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai
suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas penganalan kata, pemahaman
literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata
bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley dan
Mountain, 1995).
Sedangkan
Klein, dkk. (1996) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca
merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca merupakan
interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam
membentuk makna.
Adapun
pendapat lain mengenai pengertian membaca antara lain:
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan
maupun hanya dalam hati).
2. Hodgson (1960: 43-44), membaca adalah
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu
kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang
tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca
itu tidak terlaksana dengan baik.
3. Finochiaro dan Bonomo (1973: 119),
membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam
bahasa tertulis.
4. Lado (1976: 132), membaca adalah
memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.
5. Gorys Keraf (1996: 24), membaca adalah
suatu proses yang kompleks meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental.
Membaca juga dapat diartikan sebagai proses pemberian makna simbol-simbol
visual.
6. Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996:
8), membaca adalah merupakan rangkaian yang respon yang kompleks, di antaranya
mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi
menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi sensori, persepsi, sekuensi,
pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya,
aktivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilan tersebut
dilakukan secara bersam-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu.
7. Kolker (1983: 3), membaca adalah suatu
proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakikat
membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa.
Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pemikiran,
dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak.
8. Tampubalon (1987: 6), mengatakan karena
bahasa tulisan mengandung ide-ide atau pikiran-pikiran, maka dalam memahami
bahasa tulisan dengan membaca, proses-proses kognitif (penalaran), terutama yang
bekerja. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa membaca adalah cara untuk
membina daya nalar.
9. Smith (Ginting, 2005), membaca
merupakan suatu proses membangun pemahaman sari teks yang tertulis.
10. Juel (Sandjaja, 2005), membaca adalah
proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur
bacaan. Sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat
intisari dari bacaan.
11. Nurhadi (1987: 13-14), membaca adalah
proses pengucapan lisan untuk mendapatkan isi yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan rumit dimaksudkan faktor di atas sering bertautan dan berhubungan,
membentuk semacam koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahan terhadap
bacaan.
12. Soedarso (1996: 4), membaca adalah tidak
hanya sekedar membunyikan lambang-lambang bunyi bahasa yang tertulis. Membaca
adalah aktivitas yang kompleks yang mengarahkan sejumlah besar tindakan yang
berbeda-beda.
13. Syafi'i (1999: 7), membaca adalah suatu
proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis,beberapa psikologis
yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
14. Farris (1993: 304), membaca adalah
pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan
oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca.
Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan
atau pengalaman yang telah dimiliki
sebelumya dengan apa yang terdapat dalambacaan.
Dari
beberapa pengertian membaca di atas dapat disimpulkan, bahwa membaca adalah suatu
proses memahami serta memetik makna dari kata-kata, ide, gagasan, konsep, dan
informasi yang dikemukakan oleh pengarang dalam bentuk tulisan.
B. Tujuan Membaca
Membaca
hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan tujuan,
cenderung lebih memahami dibandingkan dengan oran yang tidak mempunyai
tujuan.Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca
dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka
menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.
Tujuan
membaca mencakup:
1. Kesenangan;
2. Menyempurnakan membaca nyaring;
3. Menggunakan strategi tertentu;
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang
suatu topik;
5. Mengaitkan informasi baru dengan
informasi yang telah diketahuinya;
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan
atau tertulis;
7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
spesifik (Blanton, dkk. dan Irwin dalam Burns dkk, 1996).
C. Manfaat membaca
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar
belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca.
Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan
semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab
tantangan hidup pada masa-masa mendatang.
Burns,
dkk.(1996) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital
dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami
pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar
membaca merupakan usaha yang terus menerus, dan anak-anak yang melihat
tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat
belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari
kegiatan membaca.
Membaca
semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.Setiap aspek
kehidupan melibatkan kegiatan membaca.Tanda-tanda jalan mengarahkan orang yang
bepergian sampai pada tujuannya, menginformasikan pengemudi mengenai bahaya di
jalan, dan mengingatkan aturan-aturan lalu lintas. Pengusaha katering tidak
perlu harus pergi ke pasar untuk mengetahui harga bahan-bahan yang akan
dibutuhkan. Dia cukup membaca surat kabar untuk mendapatkan informasi tersebut.
Kemudian, dia bisa merencanakan apa saja yang harus dibelinya disesuaikan
dengan informasi tentang bahan-bahan yang dibutuhkannya.
Di
samping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan
sehari-hari manusia. Beribu judul buku dan berjuta koran diterbitkan setiap
hari. Ledakan informasi ini menimbulkan tekanan pada guru untuk menyiapkan
bacaan yang memuat informasi yang relevan untuk siswa-siswanya.Walaupun tidak
semua informasi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis bacaan tertentu yang sesuai
dengan kebutuhan dan kepentingan kita tentu perlu dibaca.
Walaupun
informasi bisa ditemukan dari media lain seperti televisi dan radio, namun
peran membaca tak dapat digantikan sepenuhnya. Membaca tetap memegang peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari karena tidak semua informasi bisa
didapatkan dari media televisi dan radio.
D. Teknik dan faktor faktor yang mempengaruhi
dalam membaca
1. Teknik membacaSkimming
Teknik
membacaSkimming adalah teknik membaca dengan tujuan menemukan isi umum dari
bacaan dengan cepat (Farida Rahim,
2005). Teknik membaca jenis ini membutuhkan keahlian dalam memahami sudut
pandang si penulis buku dalam memahami sesuatu. Inti dari membaca dengan teknik
skimming yaitu membaca sekilas dengan cepat untuk mendapatkan gambaran umum
dari bacaan tersebut.
Membaca
skimming dilakukan dengan cara membaca melompat-lompat hanya pada ide pokok
pikiran bacaan serta memahami temanya.Selanjutnya dalam mebacar ide ide pokok
tersebut pembaca berusaha menemukan apa yang dicarinya. Kemudian mementukan
penilaian, apakah buku tersebut memenuhi kebutuhan pembaca atau tidak. Membaca
teknik ini memiki kecepatan 3-4 kali lipat lebih cepat dari teknik membaca
biasa.
Langkah-langkah:
a. Bisa dimulai dengan membaca judul,
kemudian sub judul, dan subheading guna menentukan inti yang akan dibahas.
b. Membaca awal dan akhir setiap paragraf
dengan cepat.
c. Menggali informasi dari media ilustrasi
dari gambar atau foto mengenai topik
tersebut
d. Tidak membaca perkata, gunakan mata untuk
menganalisis kata-kata tertentu yang
berhubungan dengan topik.
e. Menyimpulkan makna dan pemahaman dari
teks tersebut.
2. Teknik membaca Scanning
Membaca
Scanning juga bisa dipahami sebagai teknik membaca tatap (scan) sangat cepat.
Membaca cepat dengan teknik ini akan melewatkan banyak kata, seperti pendapat
Mikulecky & Jeffries (dalam Farida Rahim, 2005), membaca dengan teknik
menatap atau memindai ini ternyata sangat bermanfaat dalam meningkatkan
kemampuan membaca seseorang.
Membaca
dengan teknik ini lebih berfokus pada penemuan informasi spesifik secara cepat
dan akurat. Dalam penerapannya, mata memiliki peranan penting, cara dengan
mengerakan mata secara cepat (scan) pada setiap halam bacaan untuk menemukan
kata dan frasa tertentu. Ketika menjumpai kata atau frase yang dicari gerakan
mata dihentikan. Intinya adalah mata bergerak cepat, berpindah-pindah tanpa
melihat kata demi kata.
Langkah-langkah:
a. Menggerakkan mata pada halaman dengan
gerakan cepat, namun bukan kata per kata, melainkan keseluruhan.
b. Saat menemukan informasi yang dicari,
kecepatan mata di turunkan.
c. Pembaca harus memiliki kejelian dan
pemahaman terhadap karakteristik bacaan yang dibaca.
d. Faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan
membaca
Banyak
faktor yang memengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun
membaca lanjut (membaca pemahaman).Faktor-faktor yang memengaruhi membaca
permulaan menurut Lamb dan Arnold (1976) ialah faktor fisiologis, intelektual,
lingkungan, dan psikologis.
a. Faktor Fisiologis
Faktor
fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin.Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak
untuk belajar, khususnya belajar membaca.Beberapa ahli mengemukakan bahwa
keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan
secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal
dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Guru hendaknya cepat
menemukan tanda-tanda yang disebutkan di atas.
Gangguan
pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat
kemajuan belajar membaca anak.Analisis bunyi, misalnya, mungkin sukar bagi anak
yang mempunyai masalah pada alat bicara dan alat pendengaran. Guru harus
waspada terhadap beberapa kebiasaan anak, seperti anak sering menggosok-gosok
matanya, dan mengerjap-ngerjapkan matanya ketika membaca. Jika menemukan siswa
seperti di atas, guru harus menyarankan kepada orang tuanya untuk membawa si
anak ke dokter spesialis mata. Dengan kata lain, guru harus sensitif terhadap
gangguan yang dialami oleh seorang anak. Makin cepat guru mengetahuinya, makin
cepat pula masalah anak dapat diselesaikan. Sebaiknya, anak-anak diperiksa
matanya terlebih dahulu sebelum ia mulai membaca permulaan (Lamb dan Arnold,
1976).
Walaupun
tidak mempunyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami
kesukaran belajar membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya
kemampuan mereka dalam membedakan simbol-simbol cetakan, seperti huruf-huruf,
angka-angka, dan kata-kata, misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d.
Perbedaan pendengaran (auditory discrimination) adalah kemampuan mendengarkan
kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan
kesiapan membaca anak (Lamb dan Arnold, 1976).
b. Faktor Intelektual
Istilah
inteligensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang
terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan
meresponsnya secara tepat (Page dkk., 1980).Terkait dengan penjelasan Heinz di
atas, Wechster (dalam Harris dan Sipay, 1980) mengemukakn bahwa inteligensi
ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir
rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.
Penelitian
Ehansky (1963) dan Muehl dan Forrel (1973) yang dikutip oleh Harris dan Sipay
(1980) menunjukkan bahwa secara umum ada hubungan positif (tetapi rendah) antara
kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial
membaca.Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rubin (1993) bahwa
banyak hasil penelitian memperlihatkan tidak semua siswa yang mempunyai
kemampuan inteligensi tinggi menjadi pembaca yang baik.
Secara
umum, inteligensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi berhasil atau tidaknya anak
dalam membaca permulaan.Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan
guru juga turut memengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.
c. Faktor Lingkungan
Faktor
lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan baca siswa. Faktor lingkungan
itu mencakup latar belakang dan
pengalaman siswa dirumah, serta pengaruh sosial ekonomi keluarga siswa.
d. Faktor Psikologis
Faktor
lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak adalah faktor psikologis.
Faktor ini mencakup motivasi, minat, kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian
diri.
E. Usaha-usaha untuk meningkatkan kegemaran
membaca anak usia sekolah dasar
Banyak
cara membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam membaca. Misalnya,
dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang berhubungan dengan
pengetahuan. Selain itu, untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa, ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sekolah maupun kalangan siswa itu
sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu:
1. Penciptaan atmosfir kelas yang mendukung
dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan
ajakan agar siswa gemar membaca.
2. Penyediaan buku-buku bacaan yang memadai,
baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan
setiap ruang kelas.
3. Penciptaan antusiasme pada setiap
individu siswa terhadap pentingnya membaca buku dan berbagai sumber ilmu
lainnya.
4. Pemanfaatan kegiatan membaca sebagai alat
untuk belajar seluruh bidang studi oleh masing-masing guru.
5. Rak buku yang dipajang rapi dan menarik
untuk dieksplorasi isinya.
6. Tersedia tempat baca buku lesehan di
sekolah, misalnya di depan-depan kelas.
7. Memberikan pemahaman akan pentingnya
membaca. Cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak manfaat.
Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak hal baru yang akan
kita dapat.
8. Membuat suasana perpustakaan menjadi
nyaman. Suasana perpustakaan yang nyaman membuat para siswa betah untuk
berlama-lama di perpustakaan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berkunjung
ke perpustakaan serta membaca buku–buku yang ada.
9. Ketersediaan buku-buku yang berkualitas
di perpustakaan. Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong
para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
Siswa
juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan selanjutnya
meningkatkan minat bacanya, yaitu:
a. Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal
yang terbaik untuk dapat bersaing di
era global.
b. Memiliki niat yang tulus untuk membaca.
c. Seringlah mendatangi perpustakaan setiap
ada waktu luang,
d. Menambah wawasan dengan menyisihkan uang
lebih untuk membeli buku, minimal satu buku setiap bulan
e. Ceritakan atau sampaikan informasi yang
telah Anda peroleh setelah membaca buku kepada teman Anda, begitu juga
sebaliknya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
tingginya minat baca sangat dibutuhkan oleh setiap orang, terutama bagi
kalangan siswa. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai cara untuk meningkatkan
minat baca di kalangan siswa ini. Cara tersebut dapat dilakukan melalui
lingkungan sekolah, maupun oleh pelajar itu sendiri. Hal terpenting yang harus
dilakukan oleh pelajar adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran
diri akan pentingnya membaca. Karena hal ini akan dapat membawa manfaat yang
sangat besar, terutama bagi siswa itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Farida
Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)